Jumat, 30 Maret 2012

Biografi Ibnu Katsir


Biografi Ibnu Katsir ( 701 - 774 H )
Nama lengkapnya adalah Abul Fida’, Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi, lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Beliau lahir pada tahun 701 H di sebuah desa yang menjadi bagian dari kota Bashra di negeri Syam.
Pada usia 4 tahun, ayah beliau meninggal sehingga kemudian Ibnu Katsir diasuh oleh pamannya. Tidak lama sepeninggal ayahnya pada usia ketujuh beliau pindah dan menetap di kota Damaskus bersama saudara – saudaranya.
Riwayat Pendidikan
Ibn Katsir tumbuh besar di kota Damaskus. Disana beliau banyak menimba ilmu dari para ulama di kota tersebut, salah satunya adalah Syeikh Burhanuddin Ibrahim al-Fazari.
Beliau juga menimba ilmu dari banyak ulama diantaranya adalah Isa bin Muth’im, Ibn Asyakir, Ibn Syairazi, Ishaq bin Yahya bin al-Amidi, Ibn Zarrad, al-Hafizh adz-Dzahabi serta Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah. Selain itu, beliau juga belajar kepada Syeikh Jamaluddin Yusuf bin Zaki al-Mizzi, salah seorang ahli hadits di Syam. Syeikh al-Mizzi ini kemudian menikahkan Ibn Katsir dengan putrinya.Selain Damaskus, beliau juga belajar di Mesir dan mendapat ijazah dari para ulama di sana.
Prestasi Keilmuan
Berkat kegigihan belajarnya, akhirnya beliau menjadi ahli tafsir ternama, ahli hadits, sejarawan serta ahli fiqih besar abad ke-8 H. Kitab beliau dalam bidang tafsir yaitu Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim menjadi kitab tafsir terbesar dan tershahih hingga saat ini, di samping kitab tafsir Muhammad bin Jarir ath-Thabari.
Para ulama mengatakan bahwa tafsir Ibnu Katsir adalah sebaik-baik tafsir yang ada di zaman ini, karena ia memiliki berbagai keistimewaan.
Keistimewaan yang terpenting adalah menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an (ayat dengan ayat yang lain), menafsirkan al-Qur’an dengan as-Sunnah (Hadits), kemudian dengan perkataan para salafush shalih (pendahulu kita yang sholih, yakni para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in), kemudian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.
Karya Ibnu Katsir
Selain Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, beliau juga menulis kitab-kitab lain yang sangat berkualitas dan menjadi rujukan bagi generasi sesudahnya, di antaranya adalah :
  1. al-Bidayah Wa an-Nihayah yang berisi kisah para nabi dan umat-umat terdahulu,
  2. Jami’ Al Masanid yang berisi kumpulan hadits,
  3. Ikhtishar ‘Ulum al-Hadits tentang ilmu hadits,
  4. Risalah Fi al-Jihad tentang jihad dan masih banyak lagi.
Kesaksian Para Ulama
Kealiman dan keshalihan sosok Ibnu Katsir telah diakui para ulama di zamannya maupun ulama sesudahnya. Adz-Dzahabi berkata bahwa Ibnu Katsir adalah seorang Mufti (pemberi fatwa), Muhaddits (ahli hadits), ilmuan, ahli fiqih, ahli tafsir dan beliau mempunyai karangan yang banyak dan bermanfa’at.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata bahwa beliau adalah seorang yang disibukkan dengan hadits, menelaah matan-matan dan rijal-rijal (perawinya), ingatannya sangat kuat, pandai membahas, kehidupannya dipenuhi dengan menulis kitab, dan setelah wafatnya manusia masih dapat mengambil manfa’at yang sangat banyak dari karya-karyanya.
Salah seorang muridnya, Syihabuddin bin Hajji berkata, “Beliau adalah seorang yang paling kuat hafalannya yang pernah aku temui tentang matan (isi) hadits, dan paling mengetahui cacat hadits serta keadaan para perawinya. Para sahabat dan gurunya pun mengakui hal itu. Ketika bergaul dengannya, aku selalu mendapat manfaat (kebaikan) darinya.
Wafatnya
Ibnu Katsir meninggal dunia pada tahun 774 H di Damaskus dan dikuburkan bersebelahan dengan makam gurunya, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah. Disebutkan bahwa dipenghujung usianya beliau mengalami kebutaan, Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau.


Referensi : Tafsir al Qur an al ‘Adhim karya Ibnu Katsir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar