Jumat, 30 Maret 2012

Sufyan Bin 'Uyainah Al-Hilaly


Beliau adalah salah seorang ulama terpercaya. Kaum muslimin bersepakat atas kehujjahan beliau. Sekalipun beliau diketahui melakukan tadlis, tetapi beliau tidaklah melakukan tadlis kecuali dari seorang yang tsiqah (terpercaya). Beliau adalah seorang yang kuat hafalannya dan diantara orang-orang yang meriwayatkan dari Imam Az-Zuhriy beliau adalah orang yang paling muda usianya dan yang paling dipercaya periwayatannya.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Sufyan bin 'Uyaynah adalah orang yang paling kuat periwayatannya dari 'Amr bin Dinar”. Kemudian beliau (Imam Ahmad) berkata: “Suatu ketika aku bersama Ibnul Madini menyebutkan siapa yang paling dipercaya periwayatannya dari Az-Zuhriy, diapun berkata: “Sufyan bin 'Uyaynah”, maka akupun berkata: “Malik, karena sesungguhnya kesalahan Malik lebih sedikit dari kesalahan Sufyan yang mencapai 20 hadits”. Kemudian akupun menyebutkan 18 kesalahan diantaranya dan berkata: “Sebutkan kesalahan yang dilakukan Sufyan sebanyak 20 hadits”. Imam Ahmad berkata: “Malik dan Sufyan meriwayatkan dari Az-Zuhriy masing-masing sebanyak 300 hadits”.
Muhammad bin 'Abdillah bin 'Ammar al-Maushiliy meriwayatkan dari Yahya bin Sa'id al-Qoththon bahwa dia (Yahya) berkata: “Aku bersaksi bahwa riwayat Sufyan bin 'Uyaynah telah bercampur satu sama lain pada tahun 197 (Hijriyyah), barangsiapa yang mendengar periwayatan darinya pada tahun tersebut maka riwayat tersebut tidak dianggap.”
Aku berkata (Adz-Dzahabi): “Telah mendengar Muhammad bin 'Ashim pengarang kitab Dzaka al-Juz al-'Ali dari Sufyan bin 'Uyaynah pada tahun tersebut. Menurut perkiraanku, kebanyakan guru dari para penulis 6 kitab sunan mendengar darinya sebelum tahun ke-7 (Hijriyyah). Adapun pada tahun 98 (Hijriyyah) maka pada saat itu Sufyan wafat dan tidak bertemu dengan seorang pun, karena dia meninggal 4 bulan sebelum kedatangan jamaah haji.
Menurutku ucapan seperti ini tidak diriwayatkan dari Yahya bin Sa'id al-Qoththon, dan aku menganggap masalah ini adalah kesalahan dari Ibnu 'Ammar. Hal ini dikarenakan al-Qoththon meninggal pada bulan Shafar pada tahun 98 (Hijriyyah) ketika datangnya jamaah haji dan ketika para guru dari imam-imam penulis 6 kitab sunan membicarakan berita-berita daerah Hijaz. Oleh karena itu, sejak kapan Yahya bin Sa'id mampu mendengar bahwa bercampurnya riwayat Sufyan bin 'Uyaynah dan bersaksi akan hal tersebut, sedangkan dia sendiri telah meninggal (?!). Bisa jadi Yahya menyampaikan hal itu di pertengahan tahun ke-7 (Hijriyyah) karena Yahya berlebih-lebihan dalam menilai periwayat hadits sedangkan Sufyan adalah tsiqah secara mutlak. Wallohu a'lam.
(Diterjemahkan dari kitab Mizan al-I'tidal oleh Syamsuddin Adz Dzahabi hal 246-247, cet. Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, Beirut, Libanon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar